Emotional Branding
BTS BTS BTS BTS..
Boyband asal korea selatan yang beranggotakn 7 pria ini telah berhasil memperoleh sebanyak 392 penghargaan bergengsi, memecahkan rekor dunia, dan karya karyanya juga yang sering banget memuncaki billboard global.
BTS juga setiap tahunnya menyumbang sekitar 50 trilliun rupiah ke perekonomian korea selatan. Kepopuleran BTS juga berhasil menginfluence banyak orang diseluruh dunia hingga banyak sekali brand yang ingin berkolaborasi dengan BTS. Salah satunya adalah McDonald. Nah lu tau kan seberapa gilanya mcd dan BTS kemarin.
oke belum selesai, ada lagi video ramenya orang ngantri buat foto sama logo BTS di sebuah mall di jakarta. Jadi lu tau lah seberapa gilanya BTS menginfluence banyak orang. Dan gw juga sangat yakin, karena hal ini, penjualan fashion, kosmetik, dan industri pariwisata korea juga meningkat.
Biasanya, yang menggilai BTS adalah para perempuan, sedangkan para laki laki biasanya lebih suka anime atau jejepangan.
Dalam laporan ‘Anime Industry Report, terpapar total nilai pasar dari industri di tahun 2016 adalah 2 triliun yen atau setara dengan Rp 238 triliun. Pasar anime ini, melebar ke beberapa produk seperti Film, Komik, Novel, Cosplay, Action figure, Musik, dan lain-lain. Dan dari sana makin berkembang lagi sehingga muncul karakter vocaloid.
Para penggemar Anime atau biasa orang orang bilang Wibu ini, juga ga ragu-ragu untuk membeli produk yang mereka sukai, bahkan ada yang sampai dinikahin.
Manusia Membeli Karena Emosi
Bagi kalian yang ga suka Kpop seperti BTS atau Industri anime, pasti kalian mikir, ngapain sih orang-orang sampe segitunya? Tapi bagi kalian yang suka hal-hal tersebut, kalian pasti paham, kenapa ada orang yang “segitunya” sama hal yang mereka suka.
Tahu gak? Kalau lebih banyak orang berbelanja itu bukan karena butuh, tapi karena ingin.
Seorang profesor dari Harvald bernama Gerald Zaltman, menyatakan bahwa 95% keputusan untuk membeli adalah berasal dari alam bawah sadar manusia. Dan emosi berperan sangat besar disana. Untuk mendukung pernyataan ini, ada juga studi yang dibuat oleh ahli saraf yang menemukan bahwa orang yang otaknya rusak di area yang menghasilkan emosi, tidak mampu membuat keputusan.
Makanya banyak brand besar yang beriklan dengan ”menyerang” sisi emosi manusia. Misalnya kita akan ngiler kalau ngeliat orang ngereview makanan. Atau orang-orang akan beli popcorn karena mereka mencium aroma popcorn yang sengaja disebarkan ke seluruh ruangan bioskop
Percaya deh, manusia itu gak selogis yang kita bayangkan.
Puaskan Emosi Mereka
Ada pepatah lama mengatakan sell the sizzle, not the steak.
Orang suka mendengar dan menghirup daging yang sedang dipanggang, daripada sekedar mendengar penjelasan kalau daging tersebut adalah daging import berkualitas tinggi. Jadi sebisa mungkin, libatkan berbagai indra manusia dalam beriklan. Contohnya jika memungkinkan, beriklanlah menggunakan foto dan video dari pada menggunakan tulisan doang. Atau jika lebih memungkinkan lagi, bagikan tester kepada calon konsumen. Jual pengalamannya, bukan sekedar bendanya.
Orang membeli pakaian, bukan sekedar karena bahannya bagus , tapi karena mereka mau tampil cantik dan menawan. Orang membeli makanan, bukan sekedar mereka mau kenyang, tapi untuk memuaskan lidah dan selera mereka. Orang membeli rumah, bukan sekedar bahan bangunannya kokoh, tapi mungkin agar mereka bisa lebih dekat ke tempat kerja.
Bukan berarti fitur dan kualitas bagus gak penting disini. Tapi kenyataannya, We Buy On Emotion and Justify with Logic.