Outbound Marketing vs Inbound Marketing
Coba deh perhatikan Artikel dari kabar6.com berikut ini
Pertanyaannya, kok bisa ditolak sampai sebanyak itu?? Oke jawabannya disini, dia chat ke random orang ngajakin jalin hubungan. Sekarang para ladies coba jawab, kalau kalian di chat kaya gini, apa kalian langsung terima? Atau kalian malah ngibrit?
Aksi pria ini ngingetin gw sama outbound dan inbound marketing, apa itu?
Menurut glints.com , berdasarkan pendekatannya, outbound marketing menjangkau siapa pun itu (baik calon pelanggan maupun bukan). Sedangkan Inbound marketing menggunakan strategi dimana konten yang dibuat bisa menarik calon pelanggan.
Dan kalau boleh gw simpulkan, Outbound marketing itu lebih ke menyodorkan atau menawarkan ke orang, sedangkan Inbound marketing itu menjangkau dan menarik orang. Nah si pria tadi itu seperti menggunakan outbound marketing. Dia ngejangkau banyak perempuan random. Dan hasilnya ditolak banyak orang.
Di era sekarang, banyak perusahaan udah beralih dari outbound marketing, ke inbound marketing. Kenapa?
1.Inbound marketing itu Menarik Konsumen
Makin kesini, orang makin gak suka diganggu. Seberapa banyak dari kita yang kesel kalau dapat telepon bank ternyata nawarin kartu kredit? Jalan ke mall, malah di ikutin trus “dipaksa” buka kartu kredit mulu. Makanya makin ke sini orang itu kaya udah muak dengan berbagai “gangguan” itu. Jadi kalau kita masih menggunakan cara outbound marketing, dengan banyak menyodorkan atau menawarkan ke konsumen, mungkin konsumen akan langsung ngibrit. Tapi gimana kalau konsumen yang cari kita? Mereka tiba-tiba mau apply kartu kredit karena mereka butuh buat transaksi ke luar negeri, kaya misalnya jualan atau belanja di Amazon, itu perlu kartu kredit.
Kalau pakai strategi Inbound Marketing, kita bisa bikin konten kaya gini “Ide Bisnis Online di Amazon” kita jelasin tuh beberapa ide yang bagus buat jualan di Amazon, lalu barulah kita tawarkan bantuan untuk mengapply kartu kredit supaya bisa jualan di Amazon.
2. Inbound Marketing itu Membantu Konsumen
Jadi sebelum membeli barang, konsumen itu perlu waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan banyak hal. Dengan membuat konten bermanfaat, kita bisa mempercepat keputusan konsumen dalam membeli barang. Misalnya ada orang mau beli skincare, tapi dia bingung harus beli skincare apa untuk kondisi wajahnya saat ini. Nah, disini kita bisa membantu mereka memberikan edukasi supaya mereka mengenali tipe wajah mereka. Agar mereka bisa membeli produk yang tepat.
Dan dengan membantu konsumen, kita juga sedang menciptakan sebuah hubungan antara konsumen dan penjual, sehingga berpotensi terbentuknya word of mouth dan repeat order.
3. Inbound Marketing Memfilter Konsumen
Inbound marketing itu menghasilkan prospek atau calon buyer yang berkualitas. Contohnya orang yang searching konten skincare tadi, kebanyakan adalah orang yang wajahnya memiliki masalah dan membutuhkan skincare, makanya mereka searching. Jadi kita gak buang-buang waktu, energi, bahkan uang untuk marketing ke orang yang kurang tepat.
Kesimpulannya, jangan jualan ke semua orang tapi jualanlah ke orang yang benar-benar tertarik.
Makanya banyak perusahaan besar sekarang mengiklankan kontennya, bukan produknya. Contohnya kaya Netflix. Mereka suka mengiklankan konten yang mereka punya,
Sumber: behance, grid.id, miamiadschool, koreaboo
bukan sekedar suruh orang buat subscribe platformnya.
Gw ga bilang outbound marketing ini jelek, tapi yang gw mau bilang adalah, kita juga harus menerapkan inbound marketing dalam strategi bisnis kita. ingat, orang itu hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Mereka gak peduli kita jualan apa, yang mereka peduli adalah supaya kebutuhan mereka terpenuhi.